Ibadahyang sejati Hari ini kita akan berbicara tentang ibadah yang sejati. Apa itu ibadah yang sejati menurut Tuhan? Kita buka sama2 di 1 tawarikh 28:9. Ayat ini mengatakan bahwa ketika kita beribadah, maka kita harus beribadah dengan tulus ikhlas dan rela hati. Kenapa? Karena Tuhan menyelidiki hati dan mengerti segala niat.

Oleh _Roma 121-3_ Sebagai orang yang telah diselamatkan oleh Yesus, maka kita patut merasa bahagia karena dengan demikian kita memahami betapa Allah itu sungguh mengasihi kita. Jika kita sudah menyadari akan Anugerah kasih yang besar dari Allah hingga kita memperoleh keselamatan yaitu kehidupan yang kekal dibalik kematian, maka kita patut untuk mensyukurinya. Rasa syukur itu pula yang kita ingin tunjukkan kepada Allah melalui ibadah kita. Selama ini yang kita pahami dengan ibadah adalah jika ada bernyanyi, ada doa, ada khotbah, ada berkat penutup. Jika kita diperhadapkan dengan tema Ibadah sejati, itu artinya ibadah itu bukan hanya saat memuji Tuhan setiap hari Minggu, Ibadah kategorial, Ibadah keluarga dan ibadah lainnya. Ibadah sejati adalah yang mau mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Bukankah Yesus telah menebus dan membayar kita lunas dari ancaman hukuman kematian? Ya benar! Jika demikian, bukankah tubuh kita ini seluruhnya adalah hak milik Yesus yang telah menebus kita dari ancaman kematian? Ya benar. Untuk itu seluruh hidup kita atau seluruh tubuh kita harus kita persembahan kepada Tuhan. Tubuh itu terdiri dari telinga, mata, mulut, kaki, tangan, mata, dan lainnya. Jangan ada kepura-kepuran di antara kita, untuk melakukan ibadah sejati. Seluruh organ tubuh sebaiknya turut mensyukuri perbuatan Allah yang hebat itu. Ibadah yang sesungguhnya adalah aktifitas seluruh hidupmu setiap hari, semua engkau lakukan dalam rangka memuliakan nama Allah. Memuliakan Allah tidak hanya saat mengikuti ibadah di Gereja, melainkan pada saat kita makan, minum, dan melakukan banyak hal, baiklah semua itu kita lakukan dalam rangka memuliakan Allah. Persembahan tubuh dan ibadah yang disebut dalam ayat 1 memiliki segi negatif dan segi positif. Segi negatifnya ialah orang Kristen tidak boleh lagi membiarkan pola hidup mereka ditentukan oleh dunia. Mempersembahkan tubuh ini sama artinya kita harus menyerahkan seluruh hidup kita secara total atau menyeluruh kepada Allah. Jangan sebahagian menyembah Allah, kemudian sebahagian lagi bermain sesuka hati dan menyembah allah lain. Ibadah sejati jika kita secara terus menerus memakai hidup kita sebagai persembahan yang hidup kepada Allah, amen. SYALOM DAN SELAMAT BERIBADAH

Dalambentuk serangan psikologis kekerasan atas nama agama terjadi lewat agitasi propaganda dengan memberikan stigma sesat yang akhirnya menjadi pembenaran dalam melakukan penyerangan. Seperti yang terjadi pada aksi kekerasan terhadap Ahmadiyah, Gereja GKI Yasmin di Kota Bogor dan, HKBP Filadelfia, Bekasi. Pada beberapa kasus kekerasan atas

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. AbstrakIbadah yang sejati kepada Tuhan adalah hal yang mendasar bagi setiap pengikut Kristus. Oleh karena itu, Paulus membahas tentang ibadah sejati dalam suratnya kepada jemaat di Roma 121-2. Paulus mencoba menjelaskan inti dan makna dari kebenaran ibadah. Fokus penelitian yaitu mencari inti dan makna dari ibadah yang sejati. Sedangkan metode penelitian yaitu analisis teks dan perbandingan dengan komentar dari para sarjana melalui metode studi kepustakaan. Penulis menemukan tiga hal dari penelitian tentang ibadah yang sejati. Pertama, orang Kristiani perlu menyadari kebaikan atau kemurahan hati Tuhan dalam hidup. Kedua, orang Kristiani perlu mengarahkan budinya kepada kehendak Tuhan. Ketiga, ibadah sejati bagi orang Kristiani yaitu persembahan seluruh hidup kepada rencana Kunci Ibadah, Sejati, Inti, MaknaPengantarPemahaman tentang inti dan makna ibadah beraneka ragam. Beberapa orang mengartikan ibadah sebagai perkumpulan orang yang melakukan tata cara peribadatan masing-masing. Sedangkan, beberapa orang mengartikan ibadah hanya kumpulan orang yang menjalankan aktivitas liturgis pada waktu-waktu tertentu. Kemudian, ada beberapa orang memahami bahwa ibadah merupakan urusan pribadi dengan Sang Pencipta. Pemahaman yang berbeda tentang inti dan makna ibadah dapat menimbulkan perpecahan di tengah jemaat. Oleh karena itu, penulis mengkaji tentang inti dan makna dari ibadah menurut Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma 121-2. Fokus pembahasan yaitu inti dan makna tentang ibadah yang sejati khususnya sebagai pengikut Teks Roma 121Bagian I menunjukkan desakan dari Paulus kepada jemat di Roma, desakannya tentang etika Kristiani. Paulus mendesak jemaat di Roma, dapat dibuktikan dari bahasa Yunani yaitu parakalo. Kata kerja parakalo berarti gabungan antara permohonan yang sangat mendesak dan jabatan".[1] Desakan Paulus tentang etika Kritiani diawali dengan kata "karena itu. 1 2 3 4 5 6 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

Maka sangat diperlukan pembetulan pada tulisan yang salah ini. Berikut cara mengetahui tulisan yang benar, antara lain: 1. Periksa Ejaan Bahasa. Ejaan bahasa diartikan sebagai penggambaran tulisan dalam rangkaian huruf yang menjadi satu kesatuan dan biasanya ditandai dengan tanda baca. Penggunaan kata “mushola” yang benar harus disesuaikan
Catatan Khotbah Ibadah yang Sejati. Ditulis dari sharing Bp. dr. Paulus Rahardjo di Ibadah Minggu Tgl. 12 Maret 2023. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 121. Ada Tiga Pelajaran untuk mencapai Ibadah yang Sejati, yang kita dapatkan dari ayat di atasPertama. Persembahan Diri. Di ayat di atas, Paulus memulai nasihatnya dengan mengatakan “demi kemurahan Allah,” dan pastinya setelah itu ada nasihat yang sangat penting yang harus diperhatikan, karena dimulai dengan nama-Nya. Paulus menekankan betapa pentingnya kita mempersembahkan tubuh kita kepada-Nya. Dan hal ini telah menjadi polemik bagi bangsa Yahudi, karena sebelumnya mereka telah terbiasa untuk mempersembahkan sesuatu yang berwujud hewan, dan tentunya berakhir pada kematian hewan tersebut di atas altar persembahan. Di dalam bahasa aslinya, mempersembahkan tubuh itu sama dengan mempersembahkan diri, yang berbicara tentang mempersembahkan segala sesuatu yang ada pada tubuh kita. Tuhan tidak menginginkan persembahan yang sudah mati, sama seperti hewan korban persembahan tersebut, tetapi Dia menginginkan persembahan yang hidup. Pada saat kita masih hidup, apa saja yang kita perbuat melalui seluruh anggota tubuh kita, juga melalui perkataan dan perbuatan, dapat memuliakan nama-Nya. Hal ini juga merupakan bagian dari ibadah Adalah perbuatan yang jelas tidak memuliakan dan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Bahkan ada pepatah Tiongkok kuno yang dalam bahasa Indonesianya berbunyi,Bencana itu dapat datang melalui apa yang keluar dari mulut / perkataan kita. Tetapi, berbagai macam penyakit juga dapat masuk dari apa yang masuk ke dalam mulut kita. Karena itu, jagalah baik-baik mulut dan perkataan kita. Selain itu, biarlah kelembutan hati, wajah dan mimik kita, senyuman, sentuhan kasih melalui tangan kita, dan semua hal di dalam hidup kita ini dapat dipakai dan diurapi-Nya untuk dapat menyatakan kemuliaan-Nya. Ke manapun kaki kita melangkah pergi, semuanya mendatangkan kemuliaan hanya bagi You LIVE for Christ?“Open Doors” adalah sebuah organisasi misi yang didirikan oleh Brother Andrew untuk dapat menyokong setiap anggota Tubuh Kristus yang melayani di berbagai daerah misi. Pada suatu hari Brother Andrew bertanya, “Will you DIE for Christ?”Apakah kita mau untuk cukup serius menjadi pengikut Kristus, dan setia sampai mati? “But, it’s not fair question,” dan Brother Andrew mengubah pertanyaannya,“Will you LIVE for Christ?”Persembahan Diri yang Hidup justru berarti kita mau untuk “mematikan” kehendak kita sendiri, agar Kristus dan kehendak-Nya, dapat hidup di dalam diri kita di setiap harinya. Kita juga dimampukan untuk dapat memahami dan melakukan kehendak Kristus yang terbaik bagi kemuliaan-Nya. Kedua. Menjadi Pengelola bukan Pemilik. “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Kejadian 215. Kita bukanlah pemilik, tetapi hanya sekadar pengelola dan pengurus. Kata “mengusahakan” di ayat di atas memiliki pengertian menjadikan lebih baik, dan kata “memelihara” artinya merawat. Apa pun yang Tuhan serahkan dan percayakan dalam hidup kita, baik hal itu diri pribadi, keluarga, sekolah, pekerjaan, pelayanan, dan apa pun juga.. marilah kita menjadi pengelola yang baik dari semuanya itu. Semuanya memang menjadi milik Tuhan, tetapi marilah kita terus merawat dan menjadikannya lebih baik lagi.“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” 1 Korintus 619-20.Bahkan hidup kita bukanlah milik kita sendiri, karena ayat di atas dikatakan telah lunas dibayar melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib, marilah merawat hidup kita baik secara tubuh fisik, jiwa, dan juga roh. Semua adalah pinjaman dari-Nya, kelak pada saat kita kembalikan pada-Nya, kita harus bertanggung jawab atasnya. Sadarilah, betapa penting menjaga tubuh kita dengan baik. Air Force One. Adalah pesawat resmi dari presiden Amerika Serikat. Pesawat ini benar-benar menjadi pesawatnya presiden, ketika bapak presiden Amerika Serikat itu sudah masuk ke dalamnya dan menggunakan pesawat tersebut. Demikian juga dengan hidup kita yang dkatakan sebagai bait Roh Kudus, sesuai dengan ayat di atas. Siapakah yang benar-benar menjadi Penguasa di dalam hidup kita? Apakah Tuhan? Atau hanya sekadar ego diri kita sendiri? Pemilik hidup kita adalah Tuhan, dan yang hidup di dalamnya adalah Raja di atas segala raja. Dan karena harganya telah lunas dibayar, biarlah melalui hidup kita dapat mendatangkan pujian dan kemuliaan hanya bagi nama Tuhan. Amin. Allah memiliki hidup kita dua kali Pada waktu kita diciptakan, dan pada waktu kita ditebus-Nya. Ada kisah seorang pelukis terkenal yang masuk ke dalam sebuah toko, dan menemukan beberapa lukisan yang sudah usang dan tak utuh. Dan setelah diselisik lebih jauh, ternyata dirinya menemukan beberapa lukisan yang pada mula-mula dilukisnya. Lukisan tersebut seharusnya bersamanya, karena lukisan itu adalah hasil karyanya, tetapi dirinya tidak bisa meminta lukisannya dengan begitu saja. Mengapa? Karena lukisan tersebut sebelumnya sudah dibeli dan telah menjadi hak milik dari orang lain. Dan untuk memilikinya, dirinya harus membeli lunas kembali lukisan tersebut, agar dapat bersama-sama dengan dirinya, di rumahnya. Demikian hal yang sama dengan hidup kita. Sesungguhnya, hidup kita sudah dibeli kembali, dan harganya sudah lunas dibayar melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Dan ketika kita memanggil Dia sebagai Tuhan, bahasa aslinya dari bahasa Yunani, dan tertulis κυριο - kurios, yang memiliki arti tuan, bapak, dan pemilik. Dan hal ini memiliki arti bahwa kita mengakui bahwa Tuhan adalah owner / pemilik dari keluruhan tubuh kita. Firman-Nya berkata,“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” ayat 20. Jadilah pengelola yang baik. Ketika Tuhan sebagai Pemilik dari hidup ini datang dan memintanya kembali, kita sudah siap dengan memberi-Nya pertanggungjawaban atas apa saja yang sudah kita perbuat terhadap waktu dan kesempatan yang sudah Dia percayakan, ketika kita masih hidup di dalam dunia ini. Selama kita hidup, kita sudah mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadah kita yang sejati Roma 121. Ketiga. Aplikasi Dari Hati menjadi Aksi. Allah harus menjadi centre / pusat dari keseluruhan di hidup kita. Ada sebuah kisah dari Ibu Pdt. Dorothy Marx, misionaris dari Overseas Missionary Fellowship OMF. Pada suatu hari ada seorang rekan mahasiswa yang bertanya pada beliau, lebih penting mana untuk hadir di persekutuan doa malam atau belajar untuk besok ada ujian di kampusnya? Kedua hal ini sama-sama penting. Dan Ibu Dorothy meminta kartu identitasnya dan menanyakan pekerjaan apa yang tertulis di atasnya. Dan di kartu identitasnya tertulis “Pelajar / Mahasiswa”. Lebih lanjut Ibu Dorothy berkata,“Belajar lebih penting. Tetapi jauh lebih baik bila dirimu jauh-jauh hari sudah terbiasa untuk belajar terlebih dahulu / nyicil, sehingga dapat hadir di persekutuan doa malam pada hari ini.”Hidup kita memang memiliki banyak segi, dan bagi beberapa pihak tidaklah mudah untuk meletakkan skala prioritas kehidupan. Mana lebih penting, yang harus didahulukan. Tetapi bersama dengan kasih dan hikmat Tuhan yang pasti akan selalu menuntun, marilah kita tetap menjadikan Allah sebagai nomor satu dan menjadi pusat dari segalanya. Apa pun yang sedang kita kerjakan, ada unsur Allah yang menjadi pusat dari segalanya. Marilah mempersembahkan tubuh sebagai Persembahan yang Hidup, kudus dan juga berkenan pada Allah, yang merupakan ibadah kita yang sejati Roma 121. Menyadari seutuhnya segala sesuatu yang Tuhan sudah percayakan di dalam hidup kita ini sifatnya hanyalah sementara dan kita adalah pengelola, bukan Pemilik. Karena suatu hari kelak kita harus mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan, marilah kita terus merawat dan menjadikannya lebih baik pada akhirnya, dari kasih kita kepada Tuhan di dalam Hati akan diberi hikmat dan juga terus dimampukan-Nya untuk dapat menjadi Aksi, dan tetap menjadikan-Nya sebagai pusat dari segala sesuatu yang kita perbuat. Dan nama-Nya dapat dipermuliakan melalui hidup lagu Bapa Kupersembahkan Tubuhku. Oleh Welyar Kauntu. Bapa kupersembahkan tubuhku, s’bagai persembahan yang hidup. Kudus dan yang berkenan pada-Mu, s’bagai ibadah yang sejati. Kusembah Kau Tuhan. Kusembah Kau Tuhan. Kuserahkan hidupku kepada-Mu. Untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. Tuhan Yesus memberkati. ArtiNama Fari – menurutparaahli.com. Sedang mencari arti nama Fari untuk memberi nama bayi perempuan? Dalam ulasan ini akan dibahas mengenai makna Fari beserta asal bahasa dan kumpulan rangkaian namanya. Fari mempunyai arti: [1] Riang [2] Sukacita [3] Gembira, dan berasal dari bahasa Islami.
Pertanyaan JawabanManusia secara naluri merupakan makhluk penyembah. Pemazmur mengungkapkan hal ini ketika ia menulis, "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah" Mzm 421. Pada abad pertama Sebelum Masehi, Cicero mengamati bahwa agama, apapun bentuknya, merupakan hasil dari sifat universal manusia. Mengingat bahwa orang-orang akan menyembah sesuatu atau seseorang, kita harus mencari tahu apakah sebenarnya yang dimaksud menyembah itu? Kepada siapa dan bagaimana kita seharusnya menyembah? Hal apa saja yang diperlukan untuk mewujudkan ibadah yang alkitabiah? Yang paling penting, apakah kita termasuk "penyembah benar" Yoh 423 atau penyembah palsu? Kristus memerintahkan penyembah-penyembah yang benar untuk menyembah dalam roh dan kebenaran Yoh 424. Rasul Paulus menjelaskan bahwa kita harus beribadah oleh Roh Allah Flp 33. Itu berarti bahwa ibadah yang sejati hanya datang dari orang-orang yang telah diselamatkan karena beriman-percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan telah memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam hati mereka. Menyembah dalam roh berarti memiliki sikap hati yang benar, tidak hanya sekadar mengikuti upacara dan ritual. Menyembah dalam kebenaran berarti menyembah menurut apa yang telah Allah ungkapkan tentang diri-Nya di Alkitab. Agar ibadah kita sesuai Alkitab, kita tidak boleh melampaui apa yang diperbolehkan oleh Alkitab Im 101; 1 Kor 4 6, taat kepada ajaran Kristus 2 Yoh 9; Ul 412; 1232; Why 2218-19. Penyembahan yang benar harus sesuai dengan petunjuk yang tercatat di Alkitab, bukannya kitab yang lain – seperti Kitab Kesaksian Book of Confessions, kitab undang-undang, atau buku-buku buatan manusia lainnya yang berisi petunjuk atau arahan. Gereja pada abad pertama melakukan beberapa tata cara ibadah dalam setiap kebaktian mereka. Berdasarkan itu, kita dapat menentukan apa-apa saja yang diperlukan untuk menyelenggarakan ibadah yang benar-benar alkitabiah Perjamuan Kudus Kis 207, doa-doa yang dinaikkan 1 Kor 1415 -16, lagu-lagu yang dinyanyikan untuk kemuliaan Allah Ef 519, pengumpulan persembahan 1 Kor 16 2, Kitab Suci yang dibacakan Kol 416, dan Firman Allah yang dinyatakan Kis 20 27. Perjamuan Kudus merupakan peringatan kematian Yesus sampai Dia datang kembali 1 Kor 1125-26. Doa seharusnya ditujukan kepada Allah saja Neh 49; Mat 69, bukan kepada orang mati seperti yang dilakukan oleh umat Katolik. Kita tidak diperbolehkan menggunakan perangkat seperti rosario atau "tasbih" dalam ibadah. Yang terpenting, doa kita harus selaras dengan kehendak Allah 1 Yoh 514. Dalam ibadah, kita harus bernyanyi. Rasul Paulus memerintahkan kita untuk "berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" Ef 519-20. Bernyanyi untuk Allah dan untuk seorang akan yang lain dapat membawa kebenaran ke dalam musik Kol 316. Menurut Alkitab, salah satu bagian dari ibadah adalah memberikan persembahan. Paulus memerintahkan kepada jemaat di Korintus "Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada Jemaat-jemaat di Galatia. Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing-sesuai dengan apa yang kamu peroleh-menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang" 1 Kor 161-2 . Persembahan rutin untuk mendukung pekerjaan Allah merupakan tanggung jawab yang penting. Kesempatan untuk memberi harus dilihat sebagai berkat yang menggetarkan hati, jangan dilakukan dengan sedih hati atau merasa terpaksa 2 Kor 97. Selain itu, memberi dengan sukarela merupakan metode yang secara jelas dinyatakan di Alkitab demi menopang Gereja. Gereja tidak diperbolehkan untuk menjalankan usaha, menyelenggarakan konser berbayar, dan sejenisnya. Gereja Kristus tidak dimaksudkan untuk dijalankan seperti halnya bisnis komersial lihat Mat 2112-13. Akhirnya, khotbah dan pengajaran adalah hal yang utama dalam ibadah yang alkitabiah. Pengajaran kita haruslah berdasarkan Alkitab saja, yang merupakan satu-satunya cara untuk memperlengkapi orang-percaya supaya bisa hidup dalam kesalehan 2 Tim 316-17. Pengkhotbah atau guru yang setia hanya akan mengajar dari Firman. Ia akan bergantung pada Roh Kudus untuk bekerja dalam pikiran dan hati pendengarnya. Seperti ketika Paulus mengingatkan Timotius, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran"2 Tim 42. Sebuah pertemuan gereja yang tidak melibatkan Firman Allah sebagai komponen utama sudah pasti bukan ibadah yang alkitabiah. Saat kita mengikuti pola ibadah yang benar dalam Alkitab, marilah kita menyembah Allah dengan gairah yang luar biasa. Kita tidak boleh memberikan kesan kepada dunia bahwa menyembah Allah adalah ritual yang membosankan dan tidak hidup. Kita telah ditebus dari dosa. Oleh karena itu, marilah kita memuji Pencipta kita sebagai anak-anak-Nya; bersyukur atas berkat-Nya yang melimpah. "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan" Ibr 1228-29. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa sajakah yang diperlukan untuk menyelenggarakan ibadah yang benar-benar alkitabiah?
1 Ibadah Kristen yang Sesungguhnya ialah Mengalami pembaharuan akal budi (Ayat 2) Jangan serupa dengan dunia: norma-norma, sudut pandang, cara berpikir, cara hidup, atau konsep dunia. TL: “Dan janganlah kamu menurut teladan orang dunia ini ”. Pembaharuan budimu; KJV: “Renewing of your mind”.
IBADAH YANG SEJATI ROMA 121 OlehTriputramahasiswa STTIA Kata ibadah bukan merupakan hal yang asing bagi manusia khususnya umat kristen. tapi, kebanyakan orang dalam pengertiannya mendefinisikan ibadah itu adalah hanya ketika mereka datang ke gereja saja. Berikut ini definisi dari pada ibadah 1. Menurut Bahasa Indonesia. Ibadah adalah Perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yg didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 2. Menurut Bahasa Alkitab • PL berasal dari kata “äbodah” mengabdi. Artinya ibadah adalah ketaatan pada perintah-perintah Tuhan dan pengabdian kepada-nya seperti pengabdian/pelayanan yang utuh dari seorang hamba kepada tuannya. • PB  Latreia berarti pengabdian’, hubungan dengan dewa-dewa bermakna “ibadah’ penyembahan.  Proskuneo yang berarti sujud atau membungkuk atau meniarap dihadapan tuannya. KESIMPULANNYA Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah adalah pelayanan atau pengabdian seutuhnya kepada Allah, yang dinyatakan baik dalam bentuk penyembahan maupun dalam tingkah laku bukan hanya ketika datang ke gereja saja. Rasul Paulus menasehatkan jemaat di Roma supaya ibadah itu adalah ”ibadah yang sejati Roma 121”, jemaat Roma adalah Roma 17-8 • Jemaat Yang dikasihi Allah Ay. 7. • Jemaat yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus Ay. 7. • Jemaat yang memiliki iman yang telah tersebar di seluruh dunia Ay. 8. Dari ketiga poin di atas, dapat dipahami bahwa jemaat di Roma adalah jemaat yang sudah mengenal dan percaya serta sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Bukankah kita sama seperti jemaat yang ada di Roma…?? Timbul suatu pertanyaan mengapa Rasul Paulus menulis Roma 121..? ada apa di Roma..? • Di Roma adanya penyembahan-penyem bahan berhala  Penyembahan kepada kaisar  Roma 123-25 – Menggantikan kemuliaan Allah dengan dusta – Penyembahan kepada makhluk ciptaan dengan melupakan pencip tanya • Menyerahkan anggota tubuh kepada dosa/kelaliman 613 Kembali pada tema di atas bagaimana dan apa maksud dari rasul Paulus mengenai ibadah yang sejati berdasarkan Roma 121. Ibadah yang sejati adalah • Hidup adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan kepada Allah saja untuk menempuh kehidupan yang baru, yang menjauhi dosa dan menentang kuasa dosa itu. • Kudus adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan yang suci tanpa cacat cela kepada Allah. • Berkenan adalah ibadah dengan mempersembahkan tubuh hanya kepada Tuhan yang sesuai dengan ukurannya/ standarnya Allah. • Tidak serupa dengan dunia adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan kepada Allah tidak seperti dunia memberikan persembahan. • Tidak memikirkan hal-hal yang lebih tinggi/ tidak ego ay. 3 adalah ibadah dengan menyerahkan persembahan kepada Allah sesuai dengan standar Allah bukan dengan penuh keegoisan atau kesombongan. • Adanya kesatuan hati  saling melengkapi ay. 4-8. di dalam ibadah bukan saatnya untuk saling menonjolkan diri tapi ibadah yang sejati itu adalah ibadah yang saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain. • Penyerahan hidup sepenuh kepada tuhan sebagai senjata kebenaran 613 adalah orang percaya yang sudah ditebus oleh Kristus tentu ia adalah milik Kristus, tugas dari milik Kristus adalah menyerahkan tubuhnya kepada Kristus sebagai senjata untuk kemuliaan Allah. APLIKASI • Seberapa lama kita menjadi orang Kristen?? • Kita adalah Umat TUHAN. sudahkah kita..?? • Melakukan ibadah yang sejati..?? • Berubah, tidak sama dengan dunia..?? • Menghilangkan keegoisan..?? • Bersatu hati..?? • Penyerahkan hidup sepenuh kepada Tuhan..? BAGAIMANA DENGAN IBADAH KITA ..?? TUHAN YESUS MEMBERKATI, SemangatAS
Mungkindari sahabat Nabi yang lain, tetapi ia tidak menyebutkan siapa sahabat Nabi itu. Ia menyembunyikan sumber berita, sehingga seakan-akan ia menyaksikan sendiri peristiwa itu. Dalam ilmu hadis, perilaku seperti itu disebut tadlis (pelakunya disebut mudallis). Kedua, bandingkanlah riwayat ini dengan riwayat-riwayat yang lain dari Ibnu ‘Abbas.
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang kamu menjadi serupa dengan dunia ini,tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allahapa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”Roma 121-2Mungkin banyak yang bertanya, bagaimanakah seseorang dapat mempersembahkan persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah? Dalam konteks saat ini, kita mengetahui bahwa sangat terbatas untuk melakukan pelayanan sebagai ibadah yang sejati di gereja. Kita perlu mengerti bahwa konteks Roma 121-2 tidaklah terbatas pada pelayanan di dalam lingkungan gereja tengah-tengah keadaan yang kelihatannya kurang menguntungkan ini, haruslah kita ingat bahwa Firman Tuhan tetap berlaku. Secara khusus di dalam Roma 121-2 yang akan kita bahas ini, rasul Paulus menasehatkan kita untuk tetap mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah sebagai ibadah yang sejati. Mari kita perhatikan apakah makna dari masing-masing kata di atas berikut iniHidupKata hidup’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani zaō yang secara harafiah berarti bernafas, tidak mati’. Bukan hanya itu saja, kata ini juga mengandung makna segar, kuat, dan efisien’.KudusKata kudus’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani hagios yang secara harafiah berarti sakral, murni, tidak bercacat secara moral’. Orang percaya yang dikuduskan artinya dipisahkan dan disiapkan untuk setiap pekerjaan yang mulia 2 Timotius 221.Berkenan kepada AllahKata berkenan’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani euarestos yang secara harafiah berarti menyenangkan, dapat diterima’.Dari ketiga makna yang rasul Paulus tekankan di atas, maka dapat dipahami bahwa ketika kita mempersembahkan tubuh kepada Tuhan, haruslah dengan potensi/karunia terbaik yang kita miliki, yang disertai dengan pertobatan dari dosa, dan menjalani segala sesuatunya sesuai dengan kehendak Allah, bukan sesuai keinginan kita. Dengan demikianlah kita sedang melakukan ibadah yang Paulus menekankan ini karena persembahan merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari sebuah ibadah. Dalam konteks Perjanjian Lama, pemahaman persembahan selalu merujuk kepada hewan kurban, dan hewan yang mau dipersembahkan harus sempurna, yaitu yang tidak bercacat cela. Namun, Kristus telah mati bagi kita di atas kayu salib, sehingga Paulus hendak menekankan bahwa tubuh kitalah yang menjadi persembahan itu sendiri, yang artinya di mana pun kita berada, kita sedang melakukan ibadah kepada adalah persekutuan gereja dalam ukuran yang terkecil. Dalam keluarga ada peran sebagai orangtua, suami, istri dan anak. Peran kita berbeda, tapi melihat apa yang sudah dibahas sebelumnya, setiap peran yang sudah Tuhan tetapkan bagi kita harus kita jalani dengan yang terbaik. Kehendak Allah kepada pribadi kita dalam sebuah keluarga dapat dilihat dari Efesus 522-28, 61-4, yakni sebagai pasangan suami istri harus menjalani kekudusan dengan setia pada pasangannya. Sebagai orangtua kita harus mendidik anak kita dengan nilai-nilai Firman Tuhan. Sebagai anak, kita bisa menghormati dan berbakti kepada orangtua kita. Inilah pelayanan kita di dalam keluarga sebagai wujud dari mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada PekerjaanDalam mempersembahkan tubuh kita sebagai wujud ibadah berikutnya adalah dalam lingkungan pekerjaan. Orang percaya dipanggil untuk bekerja, tetapi bukan sekedar bekerja, namun ia harus mampu menghasilkan buah Filipi 122.Tuhan Yesus pun mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu hal yang lebih dari yang diminta do extra mile - Matius 541. Seorang pimpinan dapat do extra mile dengan selalu mendukung bawahannya untuk bekerja lebih produktif, dan tidak lupa memberikan apresiasi untuk setiap pekerjaan baik yang telah dikerjakan. Seorang karyawan dapat do extra mile dengan cara tetap bertanggung jawab dan proaktif dalam mengerjakan pekerjaan lebih dari yang mungkin diharapkan oleh perlu mengingat nasehat Rasul Paulus bahwa apa pun yang kita perbuat, kita perbuat dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 323Pekerjaan dan ibadah adalah satu kesatuan. Bekerja dengan cara melakukan yang terbaik disertai kejujuran dan melakukan semuanya dengan ketulusan untuk kemuliaan Tuhan, maka inilah wujud nyata dari mempersembahkan tubuh kita yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada SekitarKita adalah makhluk sosial, kita adalah pribadi yang Tuhan percayakan lahir di bangsa ini dengan masyarakat yang beragam. Di tengah-tengah keadaan ekonomi yang kurang baik saat ini, tentulah makin banyak orang-orang yang merasakan imbasnya, apalagi bagi orang-orang yang sejak semula memiliki kondisi ekonomi yang lemah. Orang percaya juga dipanggil untuk memperhatikan kelangsungan hidup mereka ini sesuai dengan apa yang Firman Tuhan katakan di Amsal 1917,“Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.”Tidak perlu tunggu harus menjadi lebih berada untuk menolong orang yang kesusahan. Jika kita mau memberikan persembahan yang terbaik sebagai wujud ibadah yang sejati, inilah saatnya kita menolong orang disekitar kita yang mengalami kesusahan. Hal ini serupa apa yang dikatakan Ibrani 1316"Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah."Jika sebelumnya kita berpikir bahwa mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah hanya dengan melakukan pelayanan atau pekerjaan di lingkungan gereja, sekarang kita memahami bahwa kehadiran kita di dalam keluarga, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan sekitar adalah wujud nyata dari paradigma baru dalam mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah di zaman ini selain merupakan wujud nyata penerapan dari Roma 121-2, juga merupakan wujud nyata menjadi garam dan terang di tengah-tengah dunia ini. Matius 513-16Dan semakin banyak orang dunia yang mengenal Kristus melalui kita, maka kita pun akan menggenapi panggilan kita untuk menjalankan Amanat Agung. Sudah siapkah kita? WP
rMHU1.
  • 399rwe7z80.pages.dev/224
  • 399rwe7z80.pages.dev/222
  • 399rwe7z80.pages.dev/497
  • 399rwe7z80.pages.dev/467
  • 399rwe7z80.pages.dev/436
  • 399rwe7z80.pages.dev/543
  • 399rwe7z80.pages.dev/258
  • 399rwe7z80.pages.dev/157
  • apakah nama lain dari ibadah yang sejati